PATI, Beritajateng.id – Anggota Komisi B DPRD Pati, Sukarno menyoroti kenaikan cukai rokok yang terus meningkat setiap tahunnya. Diketahui kenaikan cukai atau pajak rokok yang ditetapkan oleh Bea Cukai bertujuan untuk menekan angka konsumsi rokok yang masih cukup masif di masyarakat.
Menurut Sukarno, meskipun kenaikan cukai rokok ini diharapkan dapat mengurangi jumlah perokok, ada kemungkinan dampak lain yang perlu diperhatikan.
“Bisa juga terjadi penurunan konsumen rokok yang tidak signifikan bisa mempengaruhi penambahan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat (karena harga rokok mahal), tetapi pendapatan negara bisa naik,” ujarnya.
Sukarno juga menyadari bahwa kenaikan cukai ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan negara, terutama dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk turut mengawasi alokasi penggunaan DBHCHT yang setiap tahun dikelola oleh pemerintah, termasuk Pemkab Pati, yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
Politisi dari Partai Golkar ini berharap agar Pemkab Pati dapat memanfaatkan DBHCHT dengan sebaik mungkin, terutama dalam kegiatan seperti sosialisasi, pemberian bantuan sosial, dan pelatihan kerja bagi buruh rokok.
Sukarno menekankan bahwa baik buruh rokok maupun petani tembakau memiliki peranan penting dalam penerimaan negara dari sektor cukai rokok.
Namun, Sukarno juga menyoroti permasalahan terkait penyerapan anggaran DBHCHT yang terkadang tidak maksimal.
“Permasalahan tidak berhenti di situ, terkait bagi hasil DBHCHT yang peruntukannya sudah ditentukan oleh pemerintah pusat, terkadang itu tidak bisa terserap semua, sehingga nilai manfaat di tahun anggaran tersebut berjalan tidak bisa maksimal,” tutup pria asal Wedarijaksa ini.
Dengan pengawasan yang lebih ketat dan penggunaan anggaran yang tepat, Sukarno berharap DBHCHT dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada industri tembakau. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Beritajateng.id)