SALATIGA, Beritajateng.id – Ketua Sementara DPRD Kota Salatiga Dance Ishak Palit menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tidak optimal dalam mensosialisasikan pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga kepada masyarakat.
Dance menyatakan bahwa penilaiannya didasarkan pada banyaknya pemilih, termasuk pemilih pemula dari kalangan pelajar yang tidak mengetahui paslon di kontestasi Pilwalkot Salatiga 2024.
“Masih banyak warga tidak mengetahui nama paslon wali kota dan wakil wali kota yang maju dalam Pilwalkot Salatiga 2024. Semestinya KPU dan Bawaslu lebih gencar lagi dalam melakukan sosialisasi,” kata Dance, Selasa, 5 November 2024.
Semestinya, kata Dance, KPU dan Bawaslu dapat melakukan sosialisasi ke 23 kelurahan yang ada di Kota Salatiga dengan menghadirkan tiga pasangan calon. Dengan demikian, masyarakat akan mengetahui paslon yang akan mereka pilih dalam pemungutan suara nanti.
“Sosialisasi dengan menghadirkan tiga paslon hingga kelurahan sebenarnya bisa dilakukan. Sebab di Salatiga hanya ada 23 kelurahan saja. Sayangnya, itu (sosialisasi menghadirkan paslon) belum dilakukan,” ucapnya.
Dance menilai bahwa KPU lebih menitikberatkan pada persiapan pelaksanaan pemungutan suara Pilkada. Padahal, menurut Dance tugas KPU tidak hanya itu, namun turut mensosialisasikan paslon.
“Tapi kenyataannya, sosialisasi tidak optimal. Akhirnya paslon yang kerja keras sosial ke masyarakat,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Dance kecewa terhadap pencopotan ribuan alat peraga kampanye (APK) peserta Pilwalkot Salatiga 2024.
“Kalau pemasangan APK hanya diperbolehkan di beberapa tempat saja, bagaimana paslon akan dikenal oleh masyarakat? Kemudian, larangan pemasangan APK di dekat sekolah semestinya ada pengecualian untuk sekolah menengah atas. Sebab pemilih pemula itu ada yang masih sekolah,” katanya.
Menurutnya, apabila pemasangan APK paslon di sekitar kawasan sekolah dilarang, semestinya KPU melakukan sosialisasi secara masif ke sekolah. Dengan demikian pemilih pemula yang masih bersekolah tersebut dapat mengenal masing-masing paslon.
“Lebih bagus lagi, kalau KPU mengadakan simulasi terkait Pilwalkot di sekolah. Itu juga bagian dari pembelajaran politik,” terangnya.
Dia mengatakan, permasalahan tersebut harus disikapi secara serius agar semua pemilih mengetahui dan mengenal nama pasangan calon yang mengikuti kontestasi Pilwalkot Salatiga.
“Kami minta KPU terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat agar partisipasi pemilih Pilwalkot Salatiga tinggi,” tandasnya. (Lingkar Network | Angga Rosa – Beritajateng.id)