DEMAK, Beritajateng.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak mencatat terdapat sebanyak 156 ribu siswa yang akan mendapatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Demak.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dindikbud Kabupaten Demak, Haris Wahyudi Ridwan, saat ditemui di kantornya pada Kamis, 9 Januari 2025..
Haris menyampaikan bahwa total siswa tersebut terdiri dari jenjang pendidikan dibawah naungan Dinas Pendidikan setempat yakni dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di 14 kecamatan se-Kabupaten Demak.
“Keseluruhan data yang kami punya di 14 kecamatan, total ada 156 ribu siswa mulai dari TK sampai SMP, dimana itu menjadi lokasi sasaran. Namun launchingnya dimungkinkan di satu kecamatan,“ katanya.
Berdasarkan informasi yang ia terima, anggaran untuk program MBG tersebut masih dilakukan koordinasi dengan tim anggaran daerah, kemudian akan disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak.
“Jadi sebagaimana info update kita yang berkoordinasi dengan keuangan tim anggaran di kabupaten, bahwa kita akan disiapkan,” ujarnya.
Pelaksanaan dari program MBG tersebut, kata Haris, merupakan kewenangan dari Badan Gizi Nasional (BGN). Sehingga dalam hal ini Dindikbud Demak hanya medata siswa penerima program.
“Jadi secara keseluruhan itu merupakan tanggung jawab dari pemerintah. Dinas Pendidikan satunya support tentang itu adalah data. Jadi data kami mulai dari TK hingga SMP yang menjadi kewenangan kami, kami siapkan untuk kita secara hitung angka yang mendapatkan seberapa besar sudah kita siapkan,” katanya.
Terkait launching sekaligus pelaksanaan dari program tersebut, kata Haris, Pemkab Demak masih menunggu informasi lebih lanjut.
“Jadi kaitan launching, sementara ini baru disiapkan untuk di Kabupaten Demak. Sampai saat ini belum ada informasi secara jelas,” katanya.
Haris menyampaikan, untuk menyukseskan program MBG tersebut perlu persiapan matang sehingga tidak terjadi kendala saat pelaksanaanya.
“Secara geografis dari sisi tempat terpusatnya penyajian makanan sampai ke lokasi satuan pendidikan sekolah memang butuh waktu, sehingga harus dipersiapkan sedemikian rupa,” ujarnya. (Lingkar Network | M. Burhanudin Aslam – Beritajateng.id)