BLORA, Beritajateng.id – Gabah Kering Panen (GKP) di Kabupaten Blora langsung dibeli oleh perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Harga tersebut sesuai dengan arahan dari Presiden Prabowo, belum lama ini.
Ketua Kelompok Tani Sukamaju Desa Tawangrejo Tunjungan, Blora, Suyanto mengatakan bahwa para petani senang karena hasil panen pada Masa Tanam I (MT-I) ini dapat membantu banyak petani lantaran dibeli diatas harga biasanya.
“Alhamdulillah panen tahun ini, kami para petani untungnya lumayan dibandingkan tahun lalu. Kalau tahun lalu sekitar Rp5.800 hingga Rp 6.000 per kilogram, sekarang dibeli Bulog Rp 6.500 per kilogramnya,” ujarnya.
Ia berharap, harga ini bisa terus ditetapkan agar para petani mempunyai kehidupan yang sejahtera. Menurutnya pada periode-periode sebelumnya, saat musim panen tiba harga gabah selalu anjlok yang membuat petani merugi.
Disisi lain, petugas jemput gabah petani dari perum Bulog cabang Pati wilayah Blora, Wahyudi mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan perintah langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto untuk terjun langsung guna menyerap hasil gabah dari petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram.
Melalui program Astacita swasembada pangan, ia mengungkap Bulog menargetkan menyerap gabah petani sebanyak 3 juta ton hingga April nanti. Untuk Bulog cabang Pati sendiri diberikan target penyerapan gabah se-eks Karesidenan Pati sebanyak 91 ribu ton, termasuk di Blora.
“Optimis bisa mencapai target. Kami di lapangan akan terus koordinasi dengan Babinsa, penyuluh pertanian untuk memantau para petani yang akan panen,” ungkapnya.
Atas instruksi presiden, ia mengatakan Bulog akan terus mengawal petani di Blora yang hendak panen agar tidak dibeli oleh tengkulak sebelum masa panen.
“Di Kunduran kemarin ada yang sudah dibeli tengkulak, oleh karena itu kami akan terus koordinasi dengan Babinsa, sesuai arahan Presiden. Kami akan langsung turun jika dikabari ada gabah petani dibeli dibawah harga standar pemerintah,” jelasnya
Sementara itu, Sudarwanto selaku petugas penyuluh pertanian wilayah Tunjungan mengaku awalnya kesulitan meyakinkan para petani untuk menjual gabahnya ke Bulog. Namun, ia terus mensosialisasikan dan berkoordinasi dengan Babinsa serta kelompok tani agar gabah hasil petani bisa dibeli Bulog.
“Awalnya kesulitan, karena petani ada yang sudah dibayar oleh tengkulak sebelum masa panen. Alhamdulillah panen pertama di Tawangrejo ini akhirnya bisa dibeli Bulog,” jelasnya.
Sebagai informasi tambahan, hasil panen gabah pada MT-1 tahun 2025 di Kabupaten Blora, telah ditargetkan oleh Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) sebanyak 284.928 ton gabah yang diperoleh dari 47.448 hektar lahan pertanian padi. Menurut DP4 Blora, total gabah tersebut memiliki potensi sebanyak Rp 1,8 Triliun rupiah pada panen MT-1 di Kabupaten Blora. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)