BLORA, Beritajateng.id – Sebanyak 3.099 keluarga di Blora dapat bantuan dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Blora. Keluarga penerima bantuan tersebut dikhawatirkan beresiko terkena stunting.
Bantuan itu merupakan perwujudan pelaksanaan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dengan melibatkan berbagai stakeholder lintas sektoral.
Secara simbolik, bantuan diserahkan kepada warga di Kelurahan Kunden Kecamatan Kota.
Ketua bidang 4 TP PKK Kabupaten Blora Puji Puspaningrum menyebut program Bantuan Resiko Stunting menyasar ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (baduta).
“Sasaran genting yakni dari keluarga berisiko stunting. Di Blora, data dari provinsi ada banyak. Yakni 3.099 keluarga,” ujarnya, Selasa, 10 Juni 2025.
Jumlah itu tersebar di berbagai desa dan kecamatan. Pihaknya pun menjelaskan dengan adanya bantuan program tersebut, keluarga berisiko stunting akan mendapatkan Intervensi.
“Intervensi ini bentuknya nutrisi. Juga ada pendampingan dalam edukasi pola asuh, dan pendampingan,” tuturnya.
Menurutnya program Genting akan berlangsung selama enam bulan. Sementara dalam pelaksanaannya, andai belum enam bulan namun sasaran sudah membaik, maka akan dialihkan ke keluarga berisiko stunting lainnya.
“Baik yang satu wilayah maupun beda wilayah,” imbuhnya.
Untuk bantuan genting enam bulan. Seadanya sasaran ada, kesehatan bagus, bisa dialihkan ke sasaran beresiko stunting lain di wilayah itu maupun lainnya.
Sementara itu, Lurah Kunden, Fiqri Hidayat menyebut di wilayahnya ada tiga sasaran program Genting yakni dua baduta dan satu ibu hamil.
Selain dari program tersebut, penanganan stunting di Kunden turut melibatkan tokoh masyarakat. Juga menggandeng perusahaan-perusahaan lewat program CSR.
“Ada hotel, ada pusat perbelanjaan, kita akan ajak mitra memerangi stunting,” tambahnya.
Di Kelurahan Kunden ada angka stunting naik, dari semula hanya 9 kini menjadi 11. Terjadi penambahan lantaran ada keluarga berisiko stunting yang tidak tertangani.
“Di Kunden penyebab stunting salah asuh. Bukan soal ekonomi. Karena ibu-ibu di sini pekerja. Anaknya dititipkan Mbah, pembantu, sehingga asupan gizi ke anak kurang maksimal,” bebernya.
Untuk itu pihaknya menerapkan berbagai terobosan, seperti edukasi ke ibu hamil dan mereka yang memiliki balita.
“Kita buat kelas balita, kelas ibu hamil. Kita kasih edukasi di situ,” jelasnya.
Jurnalis: Hanafi
Editor: Sekar S