BLORA, Beritajateng.id – Dua titik Kawasan Peruntukan Industri (KPI) eksisting di Kabupaten Blora diminati investor lantaran lokasinya yang berdekatan dengan wilayah Kecamatan Cepu. Dua titik tersebut berada di Kecamatan Sambong dan Kecamatan Kedungtuban, Blora.
Selain dekat Cepu, Kepala DPMPTSP Blora Bondan Arsiyanti, yang akrab disapa Danik, mengungkap dua titik KPI eksisting itu diminati karena langsung terintegrasi dengan jalan nasional.
“Dua titik itu memiliki luasan lahan yang cukup luas,” kata Danik, Kamis, 6 Maret 2025.
Untuk titik KPI eksisting yang berada di Desa Sambongrejo-Gadu-Pojokwatu Kecamatan Sambong, kata Danik, memiliki luas lahan 37,02 hektar. Sementara titik KPI eksisting di Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban memiliki luas 132,83 hektar.
“Sebagian dari total luasan itu sudah ada industri yang berdiri di kedua titik tersebut,” kata Danik.
Danik mengungkap KPI di Kecamatan Sambong langsung terintegrasi dengan jalan nasional. Namun, untuk KPI di Kecamatan Kedungtuban hanya dilintasi jalan provinsi.
“Kalau yang di Sambong tidak ada kendala akses jalan, karena dilewati langsung oleh jalan nasional yang sudah bagus, baik dari aspal jalan maupun penerangan jalan,” tutur Danik.
Namun hal itu berbeda di KPI eksisting yang ada di Desa Ngraho, Kedungtuban. Untuk akses jalan di titik itu, kata Danik, masih dikeluhkan investor yang berniat masuk ke Kabupaten Blora, baik dari kondisi jalan provinsi maupun penerangan jalan.
“KPI eksisting di Kedungtuban itu dilintasi jalan provinsi yang terhubung ke jalan nasional di Kecamatan Cepu. Namun untuk kondisi jalan masih sering dikeluhkan investor. Baik dari luas jalan, kerusakan hingga penerangan,” kata Danik.
Danik mengungkap kedua titik tersebut tidak memiliki kendala terhadap ketersediaan air. Sehingga ia bisa menjamin ketersediaan air apabila ada industri padat karya di titik tersebut.
“Area Kecamatan Kedungtuban ketersediaan air sangat melimpah. Sementara untuk Kecamatan Sambong juga dilintasi jaringan PDAM Blora dari Cepu yang bermuara ke Kota Blora,” ungkap Danik.
Untuk mendukung transparansi harga lahan di titik KPI eksisting, Danik mengungkap DPMPTSP Blora siap memfasilitasi pertemuan antara pihak investor dengan pemilik lahan. Upaya itu akan dilakukan dengan menggandeng stakeholder terkait.
“Bahkan kita (DPMPTSP) akan menggandeng pihak desa hingga tingkat RT/RW dalam pertemuan itu. Sehingga harapan munculnya titik-titik industri dengan serapan tenaga kerja yang banyak dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar dapat tercipta,” pungkasnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)