KENDAL, Beritajateng.id – Irvan Ardhi, warga Asli Wonotenggang, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal memaparkan terkait ekspor minyak kemiri ke luar negeri pada Rabu, 20 Juli 2022. Pemuda Kendal itu mengungkapkan, bahwa produk miliknya sudah dipakai oleh 9 negara, yakni Inggris, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Korea Selatan, Hongkong, Singapura, Afrika dan Australia.
“Saya produksi minyak kemiri dengan brand Cap CoceRamuan Tradisi leluhur. Fungsi dari produk ini untuk merangsang pertumbuhan rambut, mengatasi kerontokan rambut, menebalkan dan menghitamkan rambut, merangsang pertumbuhan alis, kumis dan jambang, mengatasi uban dan menghilangkan ketombe,” ujar Irvan.
Irvan merupakan salah satu peserta Kompetisi Wirausaha Pemula Prakualifikasi Teknopreneur tahun 2022 yang digelar oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kendal. Ia berharap, jika dirinya bisa terpilih menjadi salah satu pemenang, nantinya ia akan lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan produksinya.
Sementara itu, peserta lainnya, Agus Yoga Hermawan, Warga Desa Tambahsari, Kecamatan Limbangan juga mempresentasikan pembuatan maggot dari limbah organik.
Baca Juga
Warga Desa Gedong Kendal Dilarang Nyetrum Ikan, Yuk Simak Alasannya
“Maggot adalah larva dari lalat, yang mana biasa ditemukan pada barang-barang yang sudah membusuk pada buah dan sayur-mayur yang rusak,” ujar Agus.
Dirinya juga menjelaskan, untuk panen Maggot membutuhkan waktu 40 hari. Mulai dari telur kemudian menetas menjadi bayi larva membutuhkan waktu 3 hari dan untuk menjadi larva remaja membutuhkan waktu 14 hari. Selanjutnya, untuk menjadi maggot siap panen membutuhkan waktu 23 hari.
“Biasanya per panen menghasilkan 50 kilogram dengan rincian bayi maggot 20 gram dan menghabiskan pakan 300 kilo sampah organik yang sudah diproses,” jelas Agus.
Baca Juga
Jumlah Kursi Legislatif Kendal Alami Peningkatan, Yuk Baca Selengkapnya
Agus mengaku, untuk harga maggot per 1 kilogram Rp8.000 untuk maggot basah dan maggot kering mulai harga Rp15.000 sampai Rp20.000 per kilogram. Penjualannya dipasarkan untuk masyarakat sekitar Kecamatan Limbangan saja.
“Jika nanti dapat terpilih menjadi salah satu juara, nantinya saya akan terus melakukan sosialisasi dan pelatihan terhadap masyarakat di Kecamatan Limbangan dan Kabupaten Kendal pada umumnya, sehingga selain bisa meraih keuntungan, juga bisa lebih mengurangi sampah organik di Kabupaten Kendal,” kata Agus.
Sementara itu, salah satu juri Rizky Bagus Ardianto mengatakan, peserta sudah melakukan presentasi dengan baik.
“Menarik dan sangat kreatif bahkan sudah ada yang di ekspor ke 9 negara, selain itu kami menilai materi yang ditampilkan berkelas,” ujar Rizky. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)