PATI, Beritajateng.id – Dalam dua tahun terakhir, Kabupaten Pati menempati urutan ke 17 sebagai wilayah dengan angka stunting tinggi dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Dengan kondisi itu, Tim Penggerak (TP) Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Dukuhseti menggandeng para kepala desa (kades) untuk satu suara menekan angka stunting di wilayah paling utara Bumi Mina Tani ini.
Baca Juga
Cegah Penularan HIV/AIDS, Rutan Kelas IIB Rembang bersama Puskesmas Rembang I Gelar Screening Kesehatan
Ketua TP PKK Dukuhseti, Irma Agus Sunarko berharap, para kades dapat mendukung Gerakan PKK di desa. Yaitu melalui pemanfaatan dana desa yang sebagian diprioritaskan untuk alokasi dana bagi program PKK.
“Baik itu yang dikelola secara mandiri oleh PKK atau dengan pendampingan dan pengawasan dari pemerintah desa. Terutama mengenai program pencegahan dan penurunan angka stunting, yaitu Posyandu,” tegasnya pada acara Rapat Konsultasi Program Kerja 2023 di Gedung BPL-LKMD Dukuhseti, Kamis (23/02).

Stunting lanjut Irma, bisa menghambat pertumbuhan dan mampu mempengaruhi perkembangan otak yang tidak maksimal. Sehingga menyebabkan kemampuan mental dan belajar kurang hingga mempengaruhi prestasi sekolah anak. Bahkan pada 2019 lalu, Pati masuk tiga besar kabupaten dengan angka stunting tertinggi.
“Stunting adalah masalah gizi kronis akibat asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi,” jelasnya.
Dikatakan juga dalam forum yang dilanjutkan dengan pengukuhan Bunda Forum Anak Desa itu, stunting terjadi mulai dari kandungan dan baru terlihat ketika anak berusia dua tahun.
“Tapi saya yakin kalau di Dukuhseti sumber kecukupan gizi sangat melimpah. Mengingat disini adalah wilayah pesisir dan sebagai produsen ikan laut segar. Namun jika kasus stunting karena faktor gen, itu beda cerita,” ungkap Irma. (Lingkar Media Group)