REMBANG, Beritajateng.id – Pondok Pesantren (ponpes) Kauman Lasem, Kabupaten Rembang masih mempertahankan arsitektur khas Tionghoa. Ponpes yang berlokasi di Jalan Karangturi tersebut menjadi salah satu bentuk barometer kerukunan beragama di wilayah itu.
Beberapa bangunan bergaya Tionghoa yang masih kokoh berdiri di sekitar ponpes yakni Kelenteng Gie Yong Bio di Jalan Babagan, Kelenteng Cu An Kiong di Jalan Dasun, dan Kelenteng Po An Bio di Jalan Karangturi.
Pengurus Ponpes Kauman M. Munawir mengungkap bahwa aktivitas para santri tidak terganggu meski berada di tengah-tengah masyarakat Tionghoa
“Setiap ada kegiatan besar, kami selalu mengajak masyarakat sekitar. Mereka sangat menghargai dan hubungan kami tetap rukun,” ujar M. Munawir pada Senin, 21 Oktober 2024.
Munawir menceritakan bahwa Ponpes Kauman berdiri pada tahun 2005 dan bangunannya merupakan bekas penginapan masyarakat Tionghoa.
Saat ini, lanjut dia, ponpes tersebut berkembang dari hanya sembilan santri menjadi sekitar 600 santri. Kehadiran Pondok Pesantren Kauman dinilai berdampak positif terhadap peradaban Islam di Lasem.
“Pesantren kami sangat membaur dengan masyarakat Tionghoa dan mereka menerima kami dengan baik,” tambah Munawir.
Ketua Pengurus Ponpes Kauman Lasem, Imam Rosyidi menambahkan bahwa kehidupan di ponpes selalu berdampingan dengan masyarakat Tionghoa sekitar.
Rosyidi mencontohkan, salah satunya yakni ketika para santri bersama warga Tionghoa mengikuti acara dialog interaktif multikultural yang diselenggarakan setiap tahun dalam rangka perayaan hari besar seperti Imlek. Pihaknya mengundang berbagai pemuka agama untuk berdiskusi dan mempererat kerukunan antarumat beragama di Lasem.
“Lingkungan yang tercipta sangat indah dan harmonis. Contoh nyata dari toleransi ini adalah kerja bakti bersama serta acara tahunan ro’an toleransi yang melibatkan santri dan warga Tionghoa,” ucapnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Beritajateng.id)