KAB.SEMARANG, Beritajateng.id – Kelompok Tani (Poktan) Candirejo Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang beralih ke sistem pertanian organik dari sistem pertanian anorganik. Hal itu bertujuan untuk memproduksi padi sehat dan meningkatkan produktivitas padi.
Ketua Poktan Candirejo Tuntang, Ismail Saleh menyampaikan bahwa sistem pertanian di Desa Candirejo menggunakan pupuk organik. Meski penggunaannya belum maksimal, proses peralihan ke sistem pertanian organik terus digencarkan.
Ia mengungkap bahwa pertanian organik tersebut telah dilakukan selama lima kali tanam dan masuk masa tanam keenam pada akhir 2024.
“Artinya, sistem ini sudah kami jalankan selama tiga tahun ini, dimana setiap tahunnya kami bisa mendapat dua kali panen,” ungkap Ismail pada Minggu, 20 Oktober 2024.
Ismail mengungkap bahwa sejak beralihnya sistem pertanian anorganik ke sistem organik, para petani mampu memanen 10 ton per hektar. Saat ini, kurang lebih sekitar 10 hektar lahan persawahan di Desa Candirejo telah menggunakan konsep tersebut.
“Dan sisanya, ada sekitar 30 Ha lainnya itu baru masuk ke sistem pertanian semi organik, artinya masih menggunakan pupuk organik dan pupuk kimia dalam mengelola lahan persawahan mereka. Nantinya, ketika tanahnya sudah bagus, sudah terbiasa menggunakan pupuk organik atau kandang ini, barulah kami akan sepenuhnya meninggalkan pupuk kimia ini,” tegasnya.
Ismail menjelaskan bahwa selain panen melimpah, tata kelola dalam menggunakan sistem tersebut dinilai lebih mudah.
“Tata kelola gampang, panen melimpah, berasnya juga termasuk beras atau padi sehat dan baik dikonsumsi setiap harinya, tapi kalau bicara harga jual ini memang kami jual dengan harga umum dipasaran saja dulu, belum dijual harga khusus atau tinggi ya. Karena bagi kami, ketika produksi panen melimpah ini sudah cukup buat petani kita sejahtera,” katanya.
Ismail berharap, pada 2025 Poktan Candirejo dapat memanen sebanyak tiga kali untuk meningkatkan daya juang agar mencapai kesejahteraan. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Beritajateng.id)