DEMAK, Beritajateng.id – UMK Demak 2025 diperkirakan mencapai Rp 2.940.716 apabila naik sebesar 6,5 persen sebagaimana yang ditetapkan di Permenaker. Hal itu masih menjadikan Demak sebagai Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dengan urutan UMK tertinggi nomor dua setelah Kota Semarang.
Namun, kenaikan tersebut justru dikhawatirkan akan membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Dinnakerind) Kabupaten Demak menghadapi sejumlah masalah lain.
Hal itu diungkap oleh Kepala Dinnakerind Kabupaten Demak, Agus Kriyanto saat ditemui wartawan Lingkar di kantornya, baru baru ini. Ia khawatir selisih UMK Demak yang cukup tinggi dengan kabupaten/kota lainnya dapat membuat perusahaan di Demak melakukan relokasi ke daerah lain dengan UMK yang lebih rendah.
“Sampai dengan satu tahun terakhir ini, kita lihat di Kabupaten Demak belum ada (perusahaan) yang melakukan relokasi karena perbedaan selisih upah,” ujar Agus.
Meski hal itu belum terjadi di wilayah Demak, namun peristiwa tersebut telah terjadi di kota tetangga Demak.
“Tapi sudah ada satu kasus di daerah Mranggen perbatasan Semarang, itu perusahaan masuknya Semarang, mereka merelokasi perusahaannya ke daerah Purwodadi. Memang banyak warga kita yang terdampak, namun ada beberapa warga kita yang masih tetap bekerja disana (lokasi baru), sebagian juga ada yang tidak,” imbuhnya.
Agus mengakui bahwa saat ini banyak perusahaan yang lebih memilih berdiri di wilayah Grobogan karena UMK yang lebih rendah dari Demak.
“Dan kalau kita lihat yang terjadi, di perbatasan Demak-Purwodadi, ini banyak perusahaan baru yang memilih lokasi di Purwodadi, dengan selisih upah minimum yang cukup lumayan,” ucapnya.
Tak hanya itu, relokasi perusahaan dapat menimbulkan kenaikan angta Tingkat Pengangguran Terbuka di Demak. Namun, untuk mengantisipasi masalah tersebut, Agus mengatakan telah menyiapkan berbagai langkah yang untuk mencegah kenaikan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
“Manakala warga kita yang terdampak relokasi perusahaan, kita akan berikan fasilitas pelatihan-pelatihan kepada warga, mudah-mudahan mereka menjadi pengusaha atau minimal tidak menambah pengangguran,” tuturnya. (Lingkar Network | M. Burhanudin Aslam – Beritajateng.id)