BLORA, Beritajateng.id – Tepat dua bulan usai insiden jatuhnya lift crane pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora pada Sabtu, 8 Februari 2025 yang menewaskan lima pekerja, penetapan tersangka maupun kesimpulan dari pihak kepolisian belum dapat dilakukan.
Kasatreskrim Polres Blora AKP Selamet menuturkan, hingga saat ini pihaknya masih dalam proses meminta keterangan dari keluarga pekerja proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora yang menjadi korban.
“(Penetapan tersangka) Belum, Pak. Masih periksa keluarga korban yang meninggal dan yang luka, karena minggu ini baru bisa dimintai keterangan,” ujar AKP Selamet, Rabu, 9 April 2025.
Korban Jiwa Jatuhnya Lift Crane Proyek di Blora Bertambah Jadi 5 Orang Hari Ini
Selanjutnya terkait hasil laboratorium forensik (Labfor) Polda Jateng, AKP Selamet mengaku sudah mendapatkannya, namun hanya untuk kebutuhan penyidikan lebih lanjut.
“(Hasil Labfor) Sudah jadi dan hanya untuk konsumsi penyidikan, Pak,” kata dia.
Hingga saat ini, tambah AKP Selamet, sudah ada 15 orang yang dimintai keterangan. Pihak-pihak yang dimintai keterangan meliputi pekerja proyek atau saksi mata, dan dinas-dinas terkait.
12 Orang Diperiksa Kepolisian Soal Insiden Lift Crane RS PKU Muhammadiyah Blora
Sebagai informasi tambahan, insiden maut pada proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora itu bermula saat 13 pekerja hendak naik ke lantai lima pembangunan menggunakan lift crane. Namun, alat crane yang digunakan tersebut tiba-tiba jatuh dari ketinggian 12 meter.
Andalkan Gaji Suami, Istri Korban Jatuhnya Lift Crane Proyek di Blora Akui Pasrah
Atas insiden itu tiga pekerja dinyatakan meninggal di lokasi kejadian. Sedangkan dua korban lainnya meninggal dunia usai sempat mendapatkan perawatan. Saat ini, delapan pekerja yang selamat masih menjalani perawatan dari rumah atau home care. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Beritajateng.id)