BLORA, Beritajateng.id – Jumlah siswa di Sekolah Dasar Negeri (SD N) 1 Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Blora, dari kelas satu hingga enam hanya ada 17 siswa. Pada tahun ajaran baru ini, sekolah tersebut hanya mendapatkan dua murid, sehingga kini berjumlah 19 siswa.
Kondisi ini diungkap oleh Kepala Sekolah SDN 1 Sidorejo, Lilik Sulistyo.
“Ditambah siswa baru, saat ini ada 19 siswa. Sebelumnya ada 21 siswa, namun kelas 6 ada empat siswa dan sudah lulus,” terang Lilik, Kamis, 12 Juni 2025.
Minimnya pendaftar menurutnya dikarenakan usia anak yang menginjak SD juga terbatas. Bahkan TK dekat SD tersebut juga hanya memiliki sedikit siswa.
“Lulusan TK di sini (Desa Sidorejo) hanya empat anak. Dua anak ke MI, satu anak ke SD yang lain, dan satunya lagi ikut orang tua keluar kota,” ujarnya.
Ia menyebutkan Desa Sidorejo memiliki tiga sekolah tingkat SD. Jumlah sekolah itu juga menyumbang minimnya pendaftar di SDN 1 Sidorejo.
“Selain itu, kepercayaan masyarakat belum sepenuhnya ke SDN 1 Sidorejo,” sambungnya.
Meski begitu, Lilik mengungkap sekolah tersebut pernah mengalami kejayaan pada sekitar tahun 2005. Saat itu, SDN 1 Sidorejo memiliki 80 siswa.
“Saat ini kami sedang menyusun inovasi-inovasi demi mendongkrak kepercayaan masyarakat di lingkungan sekolah,” katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni mengadakan kegiatan penunjang seperti tahfidz Qur’an, kelas digital hingga bahasa Inggris.
Fasilitas di sekolah tersebut juga menurutnya terbilang cukup lengkap, meski kondisi dari beberapa fasilitas dinilai kurang layak.
“Misal, banyak plafon di kelas yang sudah ambrol, dinding di beberapa kelas ada yang retak, bahkan ada yang rusak lumayan parah,” tuturnya.
Selain gedung, ia menyebutkan kondisi mushola juga memprihatinkan. Sehingga kini tidak lagi difungsikan.
“Untuk kegiatan keagamaan seperti shalat, kami memanfaatkan salah satu ruang kelas untuk digunakan sebagai mushola sekolah,” tambah Lilik.
Sebelumnya diberitakan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Blora akan melakukan regrouping atau penggabungan 40 SD Negeri di Blora. Hal ini lantaran minimnya jumlah siswa.
Jurnalis: *Eko Wicaksono
Editor: Utia Lil