BLORA, Beritajateng.id – Tingginya produksi sampah di Blora membuat umur penggunaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) semakin berkurang.
Diketahui, jumlah sampah yang dibuang di dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Blora sekitar 250 ton sampai 280 ton per hari. Volume sampah yang terus meningkat ini dinilai bisa menyebabkan umur TPA berkurang.
Saat ini, tempat tersebut diperkirakan bisa menampung sampah hingga tujuh tahun kedepan.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Blora Bayu Setyawan mengungkap, produksi sampah berbagai jenis di daerah cukup banyak. Sampah tersebut berasal dari rumah tangga, hingga dari berbagai pasar di Blora.
“Volume semakin meningkat, bisa berdampak pada umur penggunaan TPA,” ucapnya baru-baru ini.
Pada TPA Temurejo, Bayu mengatakan saat awal pembangunan diperkirakan umur penggunaannya mencapai 5 tahun. Namun setelah ada sistem sanitary Landfill, umur penggunaan TPA saat ini bisa semakin panjang yakni sekitar 7 sampai 10 tahun.
“Asumsi hanya lima tahun, Alhamdulilah perkirakan bisa 7 sampai 10 tahun kedepan,” terangnya.
Namun, Bayu memberikan catatan bahwa bertambahnya umur TPA bergantung dari masyarakat. Usia TPA menurutnya akan semakin berkurang apabila volume sampah yang ditampung semakin meningkat.
“Untuk usia TPA yang di Nglebok juga sama,” terang dia.
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya berharap orientasi pengelolaan sampah nasional bisa diterapkan di Blora. Yakni, penanganan yang tidak mengandalkan TPA, melainkan mengubah sampah menjadi produk bahan bakar substitusi batu bara.
“Mengubah sampah menjadi nilai yang ekonomis dan alternatif bahan bakar substitusi batubara. Ini sudah kami rencanakan dengan pabrik PT Semen Gresik sebagai offtaker,” ungkap dia. (Lingkar Network | Hanafi – Beritajateng.id)