GROBOGAN, Beritajateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan resmi mengajukan permintaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
TMC itu rencananya akan dilakukan di hulu Sungai Tuntang tepatnya di Rawa Pening Salatiga. Permintaan itu dilakukan untuk mengurangi dampak kiriman debit air dari hulu Sungai Tuntang. Hal ini agar proses perbaikan tanggul jebol di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, dapat selesai lebih cepat.
“Kami sudah melaporkan kepada pimpinan baik tingkat kabupaten provinsi maupun BNPB terkait dengan kondisi saat ini. Kami juga berkoordinasi dengan BBWS,” ujar Kepala BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto, Senin, 17 Maret 2025.
Saat ini, lanjut Wahyu, permintaan TMC masih dikaji di tingkat Pemprov Jateng. Ia berharap melalui TMC tersebut cuaca ekstrem bisa dicegah dan proses perbaikan tanggul tidak terganggu kembali.
Tanggul Sungai Tuntang di Grobogan Jebol Lagi Akibat Curah Hujan Tinggi
Akan tetapi, tanpa menunggu hasil daripada TMC, perbaikan tanggul utama mutlak tetap harus dilakukan. Selain itu, Wahyu mengungkap BNPB mendorong upaya lain seperti penguatan tanggul, pengerukan sedimentasi, serta peningkatan tata kelola hutan di daerah hulu agar risiko banjir di masa depan dapat dikurangi.
“Jika TMC disetujui, rencananya akan dilakukan selama 7-10 hari, Hal itu sejalan dengan target penyelesaian perbaikan tanggul oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana,” kata Wahyu.
Sebelumnya, Wahyu mengungkap tanggul jebol itu menghasilkan alur baru dari Sungai Tuntang yang mengakibatkan air mengalir ke pemukiman dan meluas ke Desa Curug, Tunjungrejo, Tambakan, Tlogomulyo, dan Gaji.
Sejak Selasa, 11 Maret 2025 aliran baru itu sudah berhasil ditutup. Namun, pada Minggu, 16 Maret 2025 pukul 04.00 WIB air Sungai Tuntang kembali melimpas di dua titik dan menyebabkan areal sawah tergenang.
“Air Sungai Tuntang kembali melimpas. Ada dua titik limpasan,” jelasnya.
Limpasan pertama berada di titik tanggul darurat (kisdam). Sedangkan limpasan kedua terjadi di pertemuan antara alur baru dan sungai utama yang baru saja selesai ditutup.
Banjir Masih Rendam Baturagung Grobogan Sedalam 4 Meter, Akses Terputus
Saat ini, Wahyu mengatakan bahwa aliran baru itu sudah ditutup dengan tanggul kritis yang tingginya sejajar dengan tanggul utama.
Ia mengungkap, petugas bekerja 14 jam sehari mulai pukul 08.00 sampai 22.00 WIB untuk mengerjakan penutupan dan meninggikan tanggul kritis, mengumpulkan stok material tanah, hingga melakukan perkuatan tanggul dan perapihan.
“BBWS juga melakukan pompanisasi menggunakan mobile flood pump untuk mengalirkan air genangan ke sungai irigasi,” terang Wahyu. (Lingkar Network | Ahmad Abror – Beritajateng.id)