JAKARTA, Beritajateng.id – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) mengungkapkan beberapa program studi (prodi) yang peminatnya menurun di Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Salah satunya yakni, prodi pertanian dan pendidikan kejuruan.
Nizam selaku Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti Ristek) Kemdikbud Ristek menuturkan, kurangnya minat calon mahasiswa memilih prodi di bidang pertanian dan pendidikan kejuruan menjadi perhatian bagi pihaknya. Karena Indonesia merupakan negara yang 40 persen masyarakatnya masih bergantung pada pertanian.
“Karena Indonesia ini meski masuk negara industri, sektor jasa sudah semakin kuat, tapi 40 persen masyarakat Indonesia ini masih hidup dari pertanian jadi semestinya bidang pertanian ini masih sangat penting untuk kita kembangkan, apalagi di era Revolusi Industri 4.0 ini,” ujarnya.
Baca Juga
Fraksi Partai Golkar DPRD Pati Beri Usulan terkait Raperda Pertanggungjawaban APBD 2021
Menurut Nizam, bidang pertanian Indonesia penting untuk semakin dikembangkan ke depannya, terutama di Revolusi Industri 4.0. Dengan begitu, ia berharap, bidang pertanian semakin maju dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang, sehingga ketahanan pangan nasional akan semakin kuat.
“Bahkan kita bisa menjadi eksportir produk-produk pertanian, produk-produk perikanan, produk-produk kelautan, ini semua adalah masa depan kita,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mendorong para calon mahasiswa yang belum lulus SBMPTN dapat memilih prodi di bidang pertanian dan pendidikan kejuruan di jalur mandiri dan jalur lainnya.
“Jadi adik-adik yang mungkin pada kesempatan SBMPTN ini tidak melirik bidang pertanian nanti di jalur mandiri bisa ke sana, jalur (pertanian) yang sangat menjanjikan sebetulnya,” ujarnya.
Baca Juga
Fraksi NKRI DPRD Pati Beri Usulan terkait Raperda Pertanggungjawaban APBD 2021
Selain itu, Nizam mengatakan sekolah vokasi juga masih mengalami kesulitan mencari guru-guru sekolah menengah kejuruan (SMK), karena sedikit minat dari calon mahasiswa yang mengambil jurusan bidang pendidikan kejuruan. Ia berharap, calon mahasiswa dapat mempertimbangkan untuk memilih prodi tersebut.
Nizam menegaskan kepada para calon mahasiswa, agar tak selalu memilih prodi yang selalu populer di masyarakat. Oleh karenanya ia berharap, para calon mahasiswa di jalur seleksi berikutnya dapat memilih prodi sesuai dengan passion, dengan membuka wawasan seluas-luasnya dan menggali informasi sedalam-dalamnya.
“Tidak selalu prodi yang katakanlah sangat populer lebih berhasil di masa depannya dibandingkan prodi-prodi yang mungkin tidak terlalu kedengaran keren tapi sebetulnya masa depannya justru bisa jauh lebih hebat dibandingkan dengan prodi-prodi yang namanya keren,” tuturnya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)