SEMARANG, Beritajateng.id – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pengawasan terhadap puluhan ritel dalam rangka intensifikasi pengawasan pangan mulai kembali digencarkan. Dari total 67 yang diperiksa pada pekan ini, sebanyak 32 (47 persen) sarana Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK).
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang, Sandra M.P Linthin mengatakan, sebanyak 104 item produk dengan total jumlah produk TMK ada 585 buah yang terdiri dari 83 rusak, 141 expired (ED) dan 362 Tanpa Izin Edar (TIE).
“Terbanyak adalah pangan tanpa izin edar (362). Lebih banyak bahan tambahan makanan bukan produk jadi, misal ovalet yang biasa dipakai buat kue, terus ada pewarna dan Monosodium Glutamate atau micin,” kata Sandra.
Sedangkan kemasan yang rusak, lanjut Sandra, semua temuan yang telah didapat sudah dimusnahkan. Terbanyak adalah susu kaleng, sarden dan buah kaleng.
Baca Juga
Penyelundupan Pil Koplo di Semarang Berhasil Dimusnahkan
“Kemudian expired masih sama dari tahun ke tahun, jenis makanan ringan atau snack, terus saus juga,” lanjut dia.
Lebih jauh, pihaknya juga melakukan sampling di daerah yang banyak menjual makanan takjil di tempat keramaian tiap kabupaten/kota. Dari pengecekan itu, disebutkan tujuh sampel positif mengandung bahan berbahaya, yakni 4 sampel positif Rhodamin B dan 3 sampel positif Formalin.
“Produk pangan yang positif Rhodamin B ada kerupuk, es kelapa dan bolu pelangi. Sedangkan positif Formalin itu seperti mie pada bakso, ikan teri yang ditambahkan pada botok (olahan dari kelapa),” ungkapnya.
Diutamakan Pelanggan, Puluhan Warga Semarang Tak Dapat Minyak Goreng Curah di Pasar Johar
Disinggung mengenai dampak bahan berbahaya tersebut kepada kesehatan, Sandra menyebut efek yang ditimbulkan tidak akan tampak secara spontan. Namun, dapat muncul setelah empat tahun berjalan apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Sebagai informasi, intensif pengecekan ini telah dilakukan dari 28 Maret dan akan terus berlanjut hingga satu pekan usai Hari Raya Idul Fitri. Diharapkan, kualitas pangan olahan yang beredar di tingkat distributor atau supermarket maupun jenis pangan takjil lainya menunjukkan kualitas yang terus meningkat dari tahun ke tahun. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)