REMBANG, Beritajateng.id – Sedimentasi di Sungai Babagan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang menjadi masalah serius yang perlu ditangani. Pasalnya, banyak nelayan khususnya di Desa Dasun mengalami kesulitan ketika perahunya hendak melintasi sungai tersebut.
Kepala Desa Dasun, Sujarwo mengungkapkan, selama ini di muara Sungai Babagan belum pernah sama sekali dilakukan pengerukan. Sehingga banyaknya sedimentasi di sungai menimbulkan pendangkalan.
Akibatnya, lanjut Sujarwo, ketika air sungai sedang surut masyarakat nelayan di sepanjang sungai tersebut harus menyandarkan perahunya di wilayah Pulau Gosong pada dini hari. Karena jika tidak demikian, perahu nelayan tidak dapat melintas untuk pergi melaut.
Baca Juga
Wakil Bupati Rembang Desak DPKP Jawab Potensi Permasalahan
“Kalau saat seperti ini belum ada banjir besar, masyarakat nelayan Dasun maupun Tasiksono, Gedongmulyo atau Layur itu keluarnya harus jam 1-2 malam. Itu parkir dulu di Pulau Gosong, nanti habis subuh harus bekerja. Keluar masuknya kasihan sekali,” terangnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan, masalah sedimentasi di Sungai Babagan sebenarnya sudah sering diusulkan kepada pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun, realitanya hingga saat ini masih belum ada kejelasan.
Untuk menanggapi serius permasalahan tersebut, Bupati Hafidz meminta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rembang membuat perencanaan secara utuh mulai dari hulu sampai hilir.
Baca Juga
Banjir Kepung Bumi Mina Tani, Begini Tanggapan DPRD Pati
Sehingga, lanjut Bupati Hafidz, ada kepastian jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan normalisasi Sungai Babagan dari hulu hingga hilir. Selain itu, juga untuk memastikan penanganannya dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, atau pemerintah daerah.
“Ini akan kita pastikan, perencanaan dari hulu hingga hilir. Kemudian sumber pembiayaan dari mana, akan kita pastikan untuk tahun 2023,” pungkasnya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)