KUDUS, Beritajateng.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus mencatat bahwa Kabupaten Kudus mengalami inflasi pada Oktober 2024 sebesar 0,14 persen secara month to month.
Statistis Ahli Madya BPS Kudus, Kusuma Agung Handaka menyampaikan bahwa terdapat lima komoditas yang menjadi penyebab inflasi di Kudus yakni bawang merah, emas perhiasan, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, dan daging ayam ras.
“Bawang merah menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen, diikuti emas perhiasan, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, dan daging ayam ras, masing-masing dengan andil inflasi 0,02 persen,” rincinya.
Meski demikian, pihaknya menyebut bahwa angka inflasi di Kabupaten Kudus yang terjadi pada bulan Oktober tersebut relatif kecil. Pasalnya, inflasi di tingkat Provinsi Jawa Tengah mencapai 0,19 persen.
“Kalau tingkat Provinsi Jawa Tengah, inflasi paling tinggi terjadi di Kabupaten Rembang sebesar 0,38 persen,” ujarnya.
Sementara itu, secara year on year, Kabupaten Kudus mengalami inflasi sebesar 1,45 persen. Agung menilai angka tersebut masih berada dalam batas aman sesuai ketetapan pemerintah mengenai rentang inflasi tahunan yakni antara 1,5 hingga 3,5 persen.
“Untuk inflasi year on year, komoditas yang memberi andil terbesar adalah emas perhiasan dengan 0,18 persen, sigaret kretek mesin 0,13 persen, minyak goreng, dan sekolah dasar masing-masing 0,11 persen, serta bahan bakar rumah tangga 0,09 persen,” bebernya.
Agung menyebut bahwa secara keseluruhan perekonomian di Kabupaten Kudus masih dalam kondisi stabil. Hal ini lantaran inflasi year on year masuk dalam kategori aman.
“Perekonomian kita masih on the track, dengan inflasi year on year yang aman di kisaran 1,45 persen,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Beritajateng.id)