DEMAK, Beritajateng.id – Aparat Polres Demak dibantu TNI, Dishub, petugas Satpol PP dan Linmas memperketat pengawasan objek wisata saat tradisi Syawalan atau kupatan di Kabupaten Demak berlangsung. Hal ini diungkapkan oleh Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono pada Senin (09/05) kemarin.
“Kami sebar 400 personel untuk pengamanan seluruh objek wisata yang ada di Kabupaten Demak. Tujuannya agar pengunjung merasa aman dan nyaman saat Syawalan,” kata AKBP Budi Adhy Buono.
Tradisi Syawalan yang dikenal dengan sedekah laut berupa larung sesaji yang dilakukan oleh para nelayan di tengah laut tersebut, menjadi daya tarik ribuan wisatawan lokal maupun luar daerah.
Baca Juga
Pemudik 2022 Harus Waspadai Jalur Rawan Kecelakaan, Begini Pesan Dinhub Purbalingga
Adapun tempat diadakannya tradisi Syawalan di Kabupaten Demak adalah Pantai Morosari Kecamatan Sayung, Pantai Glagahwangi Kecamatan Karangtengah, Pantai Morodemak Kecamatan Bonang dan Pantai Onggojoyo Kecamatan Wedung.
“Banyak orang yang hadir dalam tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun tersebut. Tujuan Syawalan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, serta bentuk ikhtiar para nelayan dengan harapan mendapat keberkahan limpahan rezeki dan keselamatan,” tambahnya.
Dikatakannya, turunnya angka kasus Covid-19 di Indonesia diperbolehkan untuk mudik, membuat gairah masyarakat mengunjungi tempat wisata cenderung meningkat. Namun begitu, Polres Demak tetap berupaya dan mengimbau agar masyarakat tetap selalu menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19.
“Tidak menutup kemungkinan momen Syawalan seperti ini dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Oleh itu, kami tingkatkan pengamanan dan pengawasan di seluruh objek wisata,” jelasnya.
Baca Juga
Kebijakan Ganjil Genap dan Sistem Satu Arah, Bakal Diterapkan Saat Mudik Lebaran
Lanjut Kapolres, khusus objek wisata kolam renang kami mengimbau agar pengelola meningkatkan pengawasan kepada pengunjung sehingga tidak ada korban anak tenggelam.
“Untuk para wisatawan pengawasan melekat orang tua terhadap anak sangat penting. Jangan sampai euforia saat berwisata kemudian melupakan anak tidak dalam pengawasan,” tuturnya.
Dia menambahkan, khusus pengamanan kegiatan Syawalan di pantai, pihaknya membatasi jumlah penumpang kapal maupun perahu yang digunakan wisatawan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut yang sering terjadi saat Syawalan.
“Kami tidak ingin ada kecelakaan laut yang mengakibatkan korban jiwa seperti kapal tenggelam maupun perahu terbalik akibat kelebihan penumpang. Untuk itu, kami lakukan pengawasan dan pembatasan jumlah wisawatan yang naik kapal maupun perahu,” pungkasnya. (Lingkar Media Network | Koran Lingkar)