PATI, Beritajateng.id – Penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru tahun 2022 mendapat tanggapan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Muntamah. Pasalnya, jumlah lowongan yang tersedia tak mencukupi dengan jumlah guru wiyata bakti yang ada di Pati.
Untuk itu, ia meminta supaya guru wiyata yang tidak termasuk dalam prioritas penerimaan PPPK tidak berkecil hati dengan kondisi saat ini. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) untuk bersinergi melakukan verifikasi data jumlah guru wiyata.
“Kan ada yang mengabdi lebih lama terkalahkan dengan guru yang mengabdi baru. Karena katanya dalam aplikasi catatannya sama-sama prioritas 3 (P3). Tapi dari Disdikbud dan BKPP bilang walaupun dalam aplikasi tercatat P3 akan berbeda saat verifikasi administrasi,” ungkap dia.
Baca Juga
Hasil Public Hearing Raperda Pesantren, DPRD Pati Bakal Tindaklanjuti Sesuai Kemampuan Daerah
Terkait kedatangan puluhan guru wiyata bakti yang mengadu ke DPRD pada beberapa waktu lalu, anggota dewan dari Komisi D ini mengaku tidak berani menjanjikan mereka untuk dijadikan prioritas 1 (P1). Karena, segala regulasi dan kebijakan sudah ditentukan oleh pemerintah pusat.
Selaku wakil rakyat, Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun berharap agar guru wiyata yang sudah mengabdi lama menjadi prioritas ketimbang guru wiyata baru. Jelas, hal ini sebagai bentuk apresiasi terhadap pengabdiannya sebagai guru yang cukup lama.
“Kemarin mereka minta prioritas utama, tetapi kami tidak berani untuk menjanjikan. Karena ini keputusan pusat dan kondisi APBD (keuangan) kabupaten. Harapan kami sebagai wakil rakyat yang punya pengabdian lama punya afirmasi dari pemerintah. Kami juga berharap guru-guru yang memang dibutuhkan,” imbuhnya.
Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Kepala Bidang (Kabid) Formasi dan Jabatan BKPP Pati, Azis Muslim. Ia mengatakan bahwa kuota PPPK guru 2022 ini hanya berkisar 600-an formasi dan tidak mencukupi dengan jumlah guru wiyata bakti P1 yang mencapai 800-an guru. (Lingkar Media Network | Beritajateng.id)