KUDUS, Beritajateng.id – Farikha Sukrotun Nikmah yang berasal dari Kudus menjadi wasit perempuan termuda di Indonesia yang sudah berkiprah hingga ke ajang bulutangkis internasional.
Perempuan 28 tahun tersebut ternyata juga merupakan wasit badminton perempuan satu-satunya asal Kudus. Bahkan, belum lama ini, ia mendapat penghargaan sebagai Suara dan Aksi Perempuan Pelopor dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus.
Farikha, sapaan akrabnya, menceritakan bahwa ia mulai berkecimpung di dunia wasit pada olahraga bulu tangkis pada 2016 silam. Saat itu, dirinya masih duduk di bangku kuliah semester 5 Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Yogyakarta.
Mendapatkan informasi mengenai penataran lisensi wasit bulutangkis tingkat Kabupaten Kudus, Farikha mengaku awalnya tidak tertarik.
“Tapi karena diberikan motivasi oleh bapak bahwa ini adalah kesempatan emas, dan sudah ada bekal pemahaman tentang badminton karena bapak juga seorang wasit badminton, saya akhirnya ikut mendaftar,” katanya.
Dalam ujian penataran itu, Farikha berhasil lolos di tingkat Kabupaten Kudus. Ia kemudian juga lolos melaju ke tingkat Provinsi Jawa Tengah dan nasional.
“Di tingkat nasional ada tingkatan B dan A, Alhamdulillah lolos. Setelah itu melaju ke tingkat badminton Asia,” ujarnya.
Setelah mendapatkan lisensi sebagai wasit, Farikha berkarir di berbagai pertandingan badminton dari level nasional hingga internasional. Diantara ajang pernah ia pegang yakni Indonesia International Challenge, Indonesia Super 100, dan Super 500.
“Kalau yang di luar negeri baru dua kali di China, Badminton Asia Appraisal 2024 dan Badminton Asian Championship 2025,” sebutnya.
Farikha menyampaikan, kesulitan yang dihadapi selama menjadi wasit di ajang internasional yakni rasa lelah dan jam tidur yang berantakan. Kendati demikian, ia merasa bahagia karena mendapat banyak teman dan pengalaman dalam profesi itu.
“Senang bisa jadi wasit internasional karena bisa keliling Indonesia, ketemu temen baru, bertukar budaya, ketemu pecinta badminton, ketemu pemain badminton kelas top dunia, banyak sukanya ketimbang dukanya,” tandasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Beritajateng.id)