KUDUS, Beritajateng.id – Delapan kasus kematian akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) terjadi sejak Januari hingga Maret 2025 di Rumah Sakit Islam (RSI) Sunan Kudus. Direktur RSI Sunan Kudus, dr. Ahmad Syaifuddin mengatakan, pasien yang meninggal dunia karena penyakit DBD ini berasal dari Kudus, Demak dan Jepara.
Meski begitu, dr. Ahmad mengungkap bahwa jumlah pasien yang meninggal tersebut masih didominasi oleh warga Kudus. Ia merincikan, pada Januari 2025 ada empat pasien meninggal dunia akibat penyakit ini. Sementara pasien yang dirawat pada bulan yang sama mencapai 68 pasien.
Pada Februari 2025, tiga pasien meninggal dunia dari 34 pasien yang dirawat. Sedangkan pada Maret 2025, dari 34 pasien DBD, satu orang meninggal dunia.
Dr. Ahmad menambahkan, sejak Oktober 2024 hingga Maret 2025, tercatat setiap bulannya masih ada kasus meninggal akibat penyakit DBD.
Pada Oktober 2024 lalu, satu pasien meninggal dunia di RSI Sunan Kudus karena penyakit DBD. Lalu, pada November 2024 ada empat kasus dan pada Desember 2024 tercatat dua kasus kematian.
Ia melanjutkan, pasien meninggal dunia karena DBD ini merata dari seluruh jenjang usia, mulai dari anak-anak usia tiga tahun hingga dewasa usia 67 tahun. Selain itu, dari banyak pasien itu, beberapa diantaranya memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
“Ada beberapa yang memiliki riwayat penyakit lainnya, ada yang stroke, ada juga yang memiliki diabetes melitus,” bebernya
Selain DBD, pihak RSI juga mewaspadai kemunculan kasus Chikungunya yang menurut Dinas Kesehatan mulai menunjukkan peningkatan di wilayah Kudus. Gejala awal yang mirip DBD, kata dr. Ahmad, seringkali membuat diagnosa awal menjadi tantangan.
“Kami diimbau oleh DKK agar tidak langsung memvonis DBD bila ada gejala demam dan trombosit rendah, nyeri pada persendian. Harus ada pemeriksaan lanjutan agar tidak terjadi kesalahan diagnosa,” jelasnya.
Meski belum menerima laporan resmi terkait pasien Chikungunya, pihak RSI tetap melakukan antisipasi dengan meningkatkan kewaspadaan di unit pelayanan gawat darurat. Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat menguatkan 3M Plus yakni Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang untuk memberantas nyamuk. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Beritajateng.id)