BLORA, Beritajateng.id – Bupati Blora H. Arief Rohman menjelaskan bahwa Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2024 dapat membangun partisipasi seluruh komponen masyarakat dan panitia Pemilu, baik yang ada di tingkat kabupaten, kecamatan hingga desa dan TPS.
Hal ini ia sampaikan saat menghadiri langsung Simulasi Proses Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2024 yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blora di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 7, Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, pada Senin, 29 Januari 2024.
“Saya juga meminta panitia Pemilu dapat memperkirakan estimasi waktu yang dibutuhkan setiap pemilih,” kata Bupati Arief.
Bupati Arief menuturkan, simulasi ini sangat penting, karena menggambarkan kondisi pada hari H nanti, dimana terdapat kotak suara, bilik suara, papan pengumuman DPT, petugas KPPS, pengawas TPS dan saksi.
“Tujuan simulasi adalah agar mendapatkan gambaran utuh situasi sebenarnya, bagaimana pemungutan dan penghitungan suara berjalan di lapangan, serta untuk mengantisipasi segala permasalahan yang mungkin saja terjadi,” tuturnya.
Bupati Arief juga berpesan kepada seluruh penyelenggara Pemilu 2024 di Kabupaten Blora agar selalu menjaga kesehatan.
“Saya berpesan kepada segenap elemen penyelenggara Pemilu untuk tetap menjaga kesehatan, di tengah semakin padatnya tahapan kegiatan dan musim penghujan yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari-Februari ini,” imbuhnya.
Ia juga meminta kepada warga Desa Jepangrejo untuk berpartisipasi aktif menggunakan hak pilihnya dengan baik di TPS masing-masing.
Sementara itu, Koordinasi Divisi Teknis KPU Blora Ahmad Solikin menyampaikan bahwa, simulasi ini untuk mengetahui atau menghitung rata-rata per pemilih dalam melakukan pemungutan suara, menghitung waktu proses penghitungan suara dan rekap.
“Menghitung estimasi waktu untuk pembuatan salinan C Hasil yang akan dibagikan kepada Saksi dan Bawaslu serta menghitung estimasi waktu penggunaan sirekap mobil sampai pengunggahan, dan ini kami simulasikan lagi untuk pemantapan,” terangnya.
Ia menambahkan, simulasi ini juga untuk memastikan bahwa semua tahapan pemungutan suara dapat berjalan lancar dan aman.
Dalam kegiatan simulasi tersebut, juga mensimulasikan pemilih yang sedang dalam kondisi tertentu seperti sakit dan tidak bida datang ke TPS, sehingga membutuhkan kotak suara keliling (KSK).
Tidak hanya itu, mulai dari pindah memilih dan pemilih yang belum terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Desa Jepangrejo.
“Ada juga disimulasikan, orang pindah domisili atau orang memiliki E-KTP tetapi alamat TPS sudah masuk di TPS 07 Jepangrejo, tetapi belum masuk DPT Jepangrejo. Ini nanti bisa dilayani masuk daftar pemilih khusus,” jelasnya.
Suprihatin, salah satu warga mengaku tidak ada kesulitan dalam membedakan lembar surat suara.
“Tidak ada kendala membedakan, hanya saja saat melipatnya agak susah karena kertasnya besar,” kata Suprihatin. (Lingkar Network | Hms – Beritajateng.id)